Bakteri Tanah Penghasil Antibiotik



Bakteri Tanah Penghasil Antibiotik


 “Bakteri Tanah Penghasil Antibiotik” . Siapa sih Bakteri tanah yang penulis maksud? Yuk dibaca biar nggak penasaran ;)

Bakteri Tanah yang dimaksud disini adalah si Streptomyces griseus teman-teman ;)

Apakah Streptomyces griseus itu ?

Nah Streptomyces griseus  ini merupakan genus terbesar dari Actinobacteria dan merupakan genus dari keluarga streptopmycetaceae (Ohnishi, Y., et al. 2008).

Klasifikasi Ilmiah
Domain           : Bakteri
Phylum            : Actinobacteria
Orde                : Actinomycetales
Famili              : Streptomycetaceae
Genus              : Streptomyces
Spesies            : S. Griseus                                                                                   (Agrios , 2005).
S. Griseus 

Morfologi Streptomyces griseus adalah bakteri tanah berbentuk cocus yang menghasilkan agen antituberculosis berupa streptomisin.

        Streptomyces griseus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan spora yang dapat ditemukan di tanah. Bakteri ini nonmotil dan berfilamen. Selain ditemukan pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada tumbuhan yang membusuk. Streptomyces griceus dikenal juga karena memproduksi senyawa volatil yaitu Geosmin yang memiliki bau khas pada tanah. Karateristik Streptomyces griceus yang lain adalah koloni mereka yang keras, berbulu dan tidak/jarang berpigmen. Streptomyces griceus adalah organisme kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang mampu menggunakan materi organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi. Materi yang mereka dapatkan berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah. Karena bakteri ini penting untuk menjaga tekstur dan kesuburan tanah. Bakteri ini memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan pada 25oC dan pH 8-9. Streptomyces griseus menghasilkan banyak metabolit sekunder yang berguna seperti inhibitor enzim dan berkontribusi 70% dari antibiotik terjadi secara alamiah. Disamping itu memiliki 'geome sequencing’ yang mampu memberikan kontribusi untuk memproduksi metabolit sekunder antikanker. Oleh karena itu fungsi dari Streptomyces griseus dapat menghasilkan streptomisin dan menghasilkan grisein (Waksman, et all. 1948).
Streptomyces griseus  merupakan jenis bakteri alkalifik yaitu bakteri yang mampu tumbuh pada pH basa dengan baik, adapun rentangan pH untuk bakteri ini ialah antara pH 5-11, dengan pertumbuhan optimum pada pH 9. Struktur sel dan metabolisme Streptomyces griseus  memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal dan lipid yang merenggang sehingga menjadi penghalang terhadap permeabilitasnya. Nah kalian ingat kan bahwa ciri-ciri gram positif itu apa ? yaps dia memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Berarti benar dong bahwa Streptomyces griseus  adalah termasuk bakteri gram positif. Pada dinding sel Streptomyces griseus terdapat struktur berupa penyalur antibiotik streptomisin ketika akan dikeluarkan dari dalam sel bakteri (Geretsen, et all. 1948).
Teman-teman semua apakah kalian tahu Kapan Streptomyces griseus digunakan ?
Diketahui pula bahwa Streptomyces griseus   adalah sumber utama senyawa antibiotik saat ini. Streptomycin adalah salah satu contoh antibiotik terkenal yang berasal dari Streptomyces  griceus. Antibiotik primer tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (sebagai obat antikanker, immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil beberapa enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya.
Bagaimana Streptomyces griseus   dapat berperan sebagai penghasil antibiotik?

         Streptomyces griseus berperan sebagai penghasil streptomisin yang mampu menjinakkan mikroorganisme yang kebal terhadap penisilin dan sefalosporin. Streptomyces  griceus dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae. Streptomyces griseus dapat berperan sebagai penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan TBC.

Mengapa Penghasil antibiotik streptomisin menjadi antibiotik utama untuk penderita TBC ? adakah solusinya ?

Karena Antibiotik ini efektif terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif yang patogen dan Mycobacterium tuberculosis , Oleh karena itu, streptomisin menjadi antibiotik utama untuk penderita TBC sebagai kemoterapi. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat dengan cepat menjadi resistan dan meningkatkan toksisitasnya jika penggunaan antibiotik berlangsung dalam waktu lama. Meskipun demikian, streptomisin tetap dianggap sebagai obat utama dalam pengobatan tuberkulosis.

Sebagai kalangan yang mengerti yaitu profesi kesehatan, dokter mempunyai tanggung jawab dalam menyikapi  permasalahan tersebut. Salah satunya adalah menggunakan  antibiotik hanya berdasarkan resep dokter, yaitu dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep. :)

 Daftar Pustaka

Agrios, N. G. Plant Pathology- Fifth Edition. Departemen of Plant  Pathology. University of    Florida. United States of America. 2005.
Geretsen, F.C. The Influence of microorganism on the phosphorus up take by the plant. Plant Soil 1:51-81. 1948.
Koseki, T., Onishi, H., Takahashi, Y., Uchida, M., dan Machida, Y. Development of Novel Fast-Disintegrating Tablets by Direct Compression Using Sucrose Stearic Acid Ester as a Disintegration-Accelerating Agent. Chem. Pharm. Bull. 56(10): 1384-1388.  (2008).
Bagus Surya. Streptomyces griseus.  http://bagus_surya-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-69086-Ilmu%20Alamiah%20Dasar-Bioteknologi.html. 2011. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 0:13 WIB.

Komentar

  1. paparan yang bagus nil. saya hanya menambahkan sedikit saja tentang bagaimana metode atau cara dalam pencarian antibiotik baru. karena pembuatan antibiotik terus berkembang terutama dr bakteri Streptomyces ini.

    Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu melalui ‘screening’. Dengan pendekatan tersebut, sejumlah isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika yang diperoleh dari alam dalam kultur murni, selanjutnya isolat tersebut diuji untuk produksi antibiotika dengan bahan yang “diffusible” , yang menghambat pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang digunakan untuk pengujian, dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau berhubungan dengan bakteri patogen. Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika adalah metode goressilang, pertamakali digunakan oleh Fleming. Dengan program pemisahan arus, ahli mikrobiologi dapat dengan cepat mengidentifikasi, apakah antibiotika yang dihasilkan termasuk baru atau tidak. Sekali ditemukan organisme penghasil- 391 antibiotika baru, antibiotika dihasilkan dalam sejumlah besar, dimurnikan, dan diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada hewan yang terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan hewan uji, dan sejumlah kecil dapat berhasil dengan baik. Akhirnya, sejumlah antibiotika baru ini sering digunakan dalam pengobatan dan dihasilkan secara komersial.

    ini sesuai dengan referensi http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_XIII_MIKRO_INDUSTRI.pdf

    itu saja terimakasih nil :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Delsa yang telah menambahkan informasi yang baru mengenai bagaimana metode atau cara dalam pencarian antibiotik baru sangat informatif sekali isinya :)

      Hapus
  2. paparan yang bagus nil. saya hanya menambahkan sedikit saja tentang bagaimana metode atau cara dalam pencarian antibiotik baru. karena pembuatan antibiotik terus berkembang terutama dr bakteri Streptomyces ini.

    Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu melalui ‘screening’. Dengan pendekatan tersebut, sejumlah isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika yang diperoleh dari alam dalam kultur murni, selanjutnya isolat tersebut diuji untuk produksi antibiotika dengan bahan yang “diffusible” , yang menghambat pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang digunakan untuk pengujian, dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau berhubungan dengan bakteri patogen. Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika adalah metode goressilang, pertamakali digunakan oleh Fleming. Dengan program pemisahan arus, ahli mikrobiologi dapat dengan cepat mengidentifikasi, apakah antibiotika yang dihasilkan termasuk baru atau tidak. Sekali ditemukan organisme penghasil- 391 antibiotika baru, antibiotika dihasilkan dalam sejumlah besar, dimurnikan, dan diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada hewan yang terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan hewan uji, dan sejumlah kecil dapat berhasil dengan baik. Akhirnya, sejumlah antibiotika baru ini sering digunakan dalam pengobatan dan dihasilkan secara komersial.

    ini sesuai dengan referensi http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_XIII_MIKRO_INDUSTRI.pdf

    itu saja terimakasih nil :)

    BalasHapus
  3. paparan yang bagus nil. saya hanya menambahkan sedikit saja tentang bagaimana metode atau cara dalam pencarian antibiotik baru. karena pembuatan antibiotik terus berkembang terutama dr bakteri Streptomyces ini.

    Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu melalui ‘screening’. Dengan pendekatan tersebut, sejumlah isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika yang diperoleh dari alam dalam kultur murni, selanjutnya isolat tersebut diuji untuk produksi antibiotika dengan bahan yang “diffusible” , yang menghambat pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang digunakan untuk pengujian, dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau berhubungan dengan bakteri patogen. Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika adalah metode goressilang, pertamakali digunakan oleh Fleming. Dengan program pemisahan arus, ahli mikrobiologi dapat dengan cepat mengidentifikasi, apakah antibiotika yang dihasilkan termasuk baru atau tidak. Sekali ditemukan organisme penghasil- 391 antibiotika baru, antibiotika dihasilkan dalam sejumlah besar, dimurnikan, dan diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada hewan yang terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan hewan uji, dan sejumlah kecil dapat berhasil dengan baik. Akhirnya, sejumlah antibiotika baru ini sering digunakan dalam pengobatan dan dihasilkan secara komersial.

    ini sesuai dengan referensi http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_XIII_MIKRO_INDUSTRI.pdf

    itu saja terimakasih nil :)

    BalasHapus
  4. artikel ini bagus , ada tambahan sedikit nih Sejarah Antibiotik Streptomycin Pada tahun 1943 para ilmuan menemukan antibiotik baru setelah perkembangan penisilin, yaitu streptomisin dari suatu actinomycete, Streptomyces griseus. Merupakan salah satu awal kesuksesan pada zaman itu.Antibiotik Streptomisin dihasilkan oleh bakteri Streptococcus griceus yang dapat membunuh bakteri patogen yang tahan terhadap penisilin atau sepalosporin. Produksi antibiotik melalui pemanfaatan mikroorganisme dilakukan melalui fermentasi.

    Sistem fed-batch adalah suatu sistem yang menambahkan media barn secara teratur pada kultur tertutup, tanpa mengeluarkan cairan kultur yang ada di dalam fermentor sehingga volume kultur makin lama makin bertambah.Volume kultur bertambah harus sesuai dengan perubahan waktu. Proses ini juga dapat menghindarkan efek toksik dan komponen media. Dengan teknik fermentasi yang baik dan tepat akan membantu produksi mikroba secara optimum.

    Dengan teknologi fusi sel akan terjadi kombinasi gen dan sintesis enzim-enzim baru, sehingga mikroba dapat menghasilkan antibiotik baru.

    Streptomycin ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif, dengan menghentikan pemroduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Obat ini dalam perdagangan berada dalam bentuk garam sulfat. Streptomisin sulfat merupakan serbuk hygroskopis warna putih yang tidak berbau. Obat ini larut dalam air dan sangat larut dalam alkohol.
    keterangan lebih lanjut (https://id-id.facebook.com/notes/syaifull-d-teach/pemanfaatan-bakteri-streptococcus-griceus-untuk-pembuatan-antibiotik/678202565529368) Semoga bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Farrisa atas penambahannya , sebenarnya saya sempat ingin memaparkan Sejarah Antibiotik Streptomycin terlebih dahulu tetapi mungkin karena keterbatasan kata pada artikel ini hehe
      Wah ternyata Streptomisin sulfat ini merupakan SIFAT FISIKOKIMIA , Obat ini dalam perdagangan berada dalam bentuk garam sulfat. ;Streptomisin sulfat merupakan serbuk hygroskopis warna putih yang tidak berbau. Obat ini larut dalam air dan sangat larut dalam alkohol.;Injeksi Steptomisin sulfat dalam perdagangan tersedia dalam bentuk serbuk steril liofilik tanpa pengawet atau dalam bentuk larutan steril
      http://www.informasiobat.com/streptomisin :)

      Hapus
  5. Haii nihlaah bagus sekali artikelmu ituu bakteri yg menghasilkan antibiotic ternyata ada juga yaa selain dari Penicilin sp. ;). Saya ingin menambahkan informasi bahwa Mekanisme kerja dari agen pengendalian hayati umumnya digolongkan sebagai persaingan zat makanan, parasitisme, dan antibiosis (Fravel 1988; Weller 1988). Peranan antibiotik dalam pengendalian hayati telah dikaji oleh Siminoff dan Gottlieb (1951). Penelitian mereka menunjukkan bahwa kemampuan Streptomyces griseus pengeluar antibiotik streptomisin dan strain mutasi yang tidak menghasilkan antibiotik dalam menekan pertumbuhan Bacillus subtilis temyata tidak berbeda tingkat antagonisnya, penelitian ini telah membuat Siminoff dan Gottlieb (1951) berkesimpulan bahwa antibiotik bukan satu-satunya penyebab timbulnya antagonis.
    Sumber  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1128/1/fp-hasanuddin.pdf
    Semoga bermanfaat yaa artikelnya makasih nihlaah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Kak Firdhani pemberian informasi yang kaka berikan sangat bermanfaat buat saya :)

      Hapus
  6. Haii nihlaah bagus sekali artikelmu ituu bakteri yg menghasilkan antibiotic ternyata ada juga yaa selain dari Penicilin sp. ;). Saya ingin menambahkan informasi bahwa Mekanisme kerja dari agen pengendalian hayati umumnya digolongkan sebagai persaingan zat makanan, parasitisme, dan antibiosis (Fravel 1988; Weller 1988). Peranan antibiotik dalam pengendalian hayati telah dikaji oleh Siminoff dan Gottlieb (1951). Penelitian mereka menunjukkan bahwa kemampuan Streptomyces griseus pengeluar antibiotik streptomisin dan strain mutasi yang tidak menghasilkan antibiotik dalam menekan pertumbuhan Bacillus subtilis temyata tidak berbeda tingkat antagonisnya, penelitian ini telah membuat Siminoff dan Gottlieb (1951) berkesimpulan bahwa antibiotik bukan satu-satunya penyebab timbulnya antagonis.
    Sumber  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1128/1/fp-hasanuddin.pdf
    Semoga bermanfaat yaa artikelnya makasih nihlaah..

    BalasHapus
  7. terimakasih nila sudah memaparkan bakteri Streptomyces griseus
    ini. Saya ingin menambahkan yang sudah disinggung nila di atas, menurut referensi yang saya baca bahwa saat ini sumber alam yang sangat gencar dikembangkan untuk mendapatkan antibiotic adalah mikroorganisme yaitu bakteri dari kelas Actinomycetes terutama genus Streptomyces. Lebih dari 90% antibiotic dihasilkan dari berbagai genus Streptomyces. Menurut Waksman (1950). Actinomycetes banyak ditemukan di tanah berumput. Hal ini dikarenakan rhizosfer rumput mengeluarkan eksudat yang merupakan sumber kehidupan bagi mikro flora tanah termasuk mikroorganisme. Karena itu lah maka banyak antibiotic dari Streotomyces diperoleh dari isolasi tanah rhizosfer rumput (hasim,2003). Nihlah bisa mengetahui lebih jelasnya di referensi ini http://eprints.ums.ac.id/3413/1/K100050107.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali Ayu , memang Genus dari Streptomyces sangat banyak sekali hehe , Pemberian informasi dari Ayu sangat informatif :)

      Hapus
  8. artikel yang sangat komunikatif nihla. cuma ingin menambahkan bahwa spesies lain dari streptomyces bisa diidolasi dan sebagai antibiotik pada tanaman. bisa dilihat disini yah http://eprints.uns.ac.id/1616/1/991-2334-1-SM.pdf . terimakasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. TerimakasihIsrani atas penambahan informasinya ini sangat informatif dan bisa melengkapi artikel ini. :)

      Hapus
  9. yaa saya setuju dengan yg dijelaskan Nihla bahwa bakteri ini dapat digunakan sebagai antibiotik.. dari sumber lain yg saya temukan juga bakteri ini dapat digunakan sebagai obat kanker.. waah padahal kanker adalah penyakit yg sangat mengerikan kaan... dan bukan hanya spesies Streptomyces griseus saja yg dapat digunakan sebagai antibiotik, karena spesies Streptomyces aureofaciens dan Streptomyces venezuela juga dapat digunakan sebagai antibiotik...

    terimakasih Nihla :D

    sumber:
    Admin. Bakteri-Bakteri yang Dapat Menghasilkan Antibiotik. http://www.bimbingan.org/bakteri-bakteri-yang-dapat-menghasilkan-antibiotik.htm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Firda , ya memang benar banyak sekali peranan dari S. griseus ini salah satunya yang disebutkan oleh firda yaitu obat kanker ^^ memang ada beberapa dari golongan Streptomyces ini yang dapat menghasilkan antibiotik :) seperti Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline.
      Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol.
      http://www.bimbingan.org/bakteri-bakteri-yang-dapat-menghasilkan-antibiotik.htm

      Hapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. artikel yang sangat bagus Nila...jadi bertambah lagi deh mengenai bakteri yang menguntungkan,,,selain S. griseus memproduksi sterptomycin yang berguna untuk penderita TBC, S. griseus juga memproduksi candicidin yang berfungsi melawan infeksi candida, bakteri ini juga memproduksi FDM A yang berfungsi sebagai antitumor. S. griseus juga membutuhkan nutrisi untuk memproduksi antibiotik yang disebutkan tadi, seperti sumber karbon ( glucose, mannose, pati, dextrin, dan manitol) untuk pertumbuhan S. griseus dan produksi streptomycin, sumber nitrogen (L-asparagine and L-histidine) untuk produksi candicin (http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Streptomyces_griseus). terima kasih Nila

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Liya atas informasinya yang saya tahu hanya griseus memproduksi sterptomycin yang berguna untuk penderita TBC nya saja dan untuk memproduksi candicidin yang berfungsi melawan infeksi candida, bakteri ini juga memproduksi FDM A yang berfungsi sebagai antitumor saya baru tahu hehe . Terimakasih ya liya ^^

      Hapus
  13. artikelnya informatif sekali nil.. ternyata masih ada bakteri yang bisa menghasilkan antibiotik untuk bakteri yang lain :)
    saya setuju dengan nila.. saya juga baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Streptomyces
    koloni dari bakteri ini keras, berbulu dan jarang atau tidak berpigmen
    dan bakteri ini termasuk organisme kemoheteroorganotrof. kemoheteroorganotrof adalah organisme yang mampu menggunakan materi organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi.
    triakasih nila atas informasinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali Gina :) memang benar sekali dari sekian banyak bakteri memiliki peranannya masing-masing dan untuk bakteri penghasil antibiotik pun :)

      Hapus
  14. nice :) wah ternyata bakteri ini sangat bermanfaat karena dapat menghasilkan antibiotik streptomisin yang mampu mengobati penderita TBC.. namun bener kata kamu, anjuran antibiotik harus sesuai dengan resep dokter, karena bila asal-asalan mengkonsumsi antibiotik akan berdampak buruk pula di dalam tubuh kita..

    izin menambahkan ya neng, ternyata dalam mengkonsumsi antibiotik yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa penyakit seperti diare, gangguan fungsi jantung, dan sebagainya. dapat kamu kunjungi link https://www.deherba.com/perhatikan-efek-samping-menggunakan-anti-biotik.html

    teşekkür ederim Nila :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Indah atas penambahannya hehe , memang benar kita seharusnya lebih berhati-hati dalam penggunaan antibiotik ini agar tidak terkena efek samping yang membahayakan seperti referensi yang indah berikan :)

      Hapus
  15. artikelnya menarik nihla, oh iya saya ingin menambahkan nih tentang keberadaan Streptomyces.
    Streptomyces dapat ditemukan sekitar 70%-90% dalam tanah di daerah rizhosfer dibandingkan dengan jenis aktinomiset yang lain. Hal itu berdasarkan dari sifatnya yang aerobic sehingga sporulasi terjadi hanya pada media agar atau media yang padat lainnya.

    Sumber : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4626/Tinjauan%20Pustaka_2009jul-3.pdf?sequence=9
    syukran nihla :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terimakasih Amel informasimu sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan baru serta untuk melengkapi artikel ini , good job Amel :)

      Hapus
  16. Nila, artikel yang bagus sekali, saya sependapat dengan Nila sesuai pada sumber http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24417230 menerangkan bahwa pada pengembangan biofilm Streptomyces griseus ditemukan siklus, dimulai dengan adhesi awal dan perkembangan selanjutnya dari biofilm terlihat setelah 24 jam pertumbuhan, diikuti oleh detasemen lengkap dari biofilm sebagai massa tunggal, dan berakhir dengan re-kolonisasi tabung . Fluoresensi mikroskop mengungkapkan bahwa struktur filamen dari biofilm itu hilang setelah pengobatan dengan protease, tetapi tidak DNase atau metaperiodate, menunjukkan bahwa zat polimer ekstraseluler didominasi protein. Ketika biofilm itu dibudidayakan dalam hubungannya dengan Bacillus amyloliquefaciens, ada detasemen diamati setelah 96 jam, meskipun sekali mengalami mengalir detasemen. Mikroskop elektron dikonfirmasi kehadiran kedua bakteri dalam biofilm dan mengungkapkan jaringan struktur fimbriae-seperti yang jauh lebih jelas dalam satu spesies biofilm dan cenderung meningkatkan stabilitas mekanik ketika berkembang di TBR a. Penelitian ini menyajikan upaya pertama di bidang teknik S. griseus biofilm untuk aplikasi bioproses terus menerus.
    Ini link translate nya Nila http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24417230&prev=search seoga berkenan, semoga manfaat :) terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Heti atas penambahannya hehe sangat informatif sekali :)

      Hapus
  17. Sudah sanagt baik penjelasannya dan saya tertarik pada siapakah orang pertama yang menemukan bakteri ini. Izin menambahkan dari sumber yang saya baca, ternyata spesies ini pertama kali ditemukan oleh waksman dan Henrici pada tahun 1984. Pada tahun 1944 Waksman mengisolasi antibiotik baru dari Streptomyces griseus. Streptomyces griseus merupakan bakteri yang dapat menghasilkan streptomisin dan S.fradiae menghasilkan antibiotic neomisin. obat ini mempunyai efek anti tuberkulosis pada binatang percobaan dan kemudian digunakan sebagai Obat Anti Tuberkulosis yang pertama pada manusia. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat di http://ksi.fp.uns.ac.id/box/agroteknologi/SEMESTER%203/TBT%20Hortikultur/Materi%20lain/mikrobiologi%20fix.docx
    Terima kasih nihlah, sangat baik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Ana :) Ya betul sekali bahwa spesies ini pertama kali ditemukan oleh waksman dan Henrici pada tahun 1984. Hanya saja saya lupa untuk memasukkannya hehe . Good job Ana :)

      Hapus
  18. assalamualaikum nihlah... wah artikel yang sangat menarik dan informatif yah nihlah...
    tambahan dr teman-teman sudah sanat cukup melengkap jadi saya hanya ingin menambahkan bahwa ternyata Streptomyces griseus bahwa ada sebuah penelitian yang mengembang biakan bakteri Streptomyces griseus dan teryata ditemukan bahwa bakteri ini memiliki enzim protease dan ternyata hal tersebut merupakan produk samongan yang dihasilkan streptomysin.. dan enzim tersebut tdk aktif saat dilakukan pemanasam 80 derajat celcius selama 15-20 menit (sumber : http://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sigma/p0652?lang=en&region=US )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam Mazidah :) memang Streptomyces griseus ini ternyata ditemukan bahwa bakteri ini memiliki enzim protease dan ternyata hal tersebut merupakan produk samongan yang dihasilkan streptomysin. Hanya sekilas saya baca pada referensi lain tetapi tidak sempat dimasukkan ke dalam artikel ini dikarenakan keterbatasan kata :) Terimakasih Mazidah :)

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Trimakasih nila artikelnya sangat informatif dan bagus sekali :) .Ijin menambahkan Banyak penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bahan bioaktif sebagai anti tuberkulosis baik dari herbal maupun mikroba penghasil antibiotik, termasuk Streptomyces sp. Streptomyces sp. dapat menghasilkan lebih dari 3000 antibiotik, sedangkan satu spesies Streptomyces sp. dapat menghasilkan lebih dari 2-3 antibiotik yang diperoleh secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris eksploratif dengan tujuan mendapatkan aktivitas anti tuberculosis dengan bakteri uji Mycobacterium tuberculosis dari Streptomyces spp isolat tanah Rumah Kompos Bratang Surabaya (RKBS).Uji aktivitas antibakteri terhadap Mycobacterium tuberculosis yang dilakukan meliputi beberapa tahap penelitian sebagai berikut: 1) Fermentasi Streptomyces spp untuk mendapatkan metabolit sekunder khususnya antibiotika Streptomyces spp, 2) Uji aktivitas metabolit hasil fermentasi terhadap Mycobacterium tuberculosis dengan metode turbidimetri pada media cair http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=67&ved=0CDwQFjAGODxqFQoTCNL8xsrwg8YCFcStpgod3nUAYw&url=http%3A%2F%2Fwww.affaveti.org%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F02%2FPRESENTASI-ILMIAH-19.pdf&ei=DoZ3VdK9OsTbmgXe64GYBg&usg=AFQjCNE710pEk8q6TuTilViOnL-gLQ7Qpg&sig2=fTDlEhUfKrX-jocSF8bGcQ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Sifa atas penambahan dan pelengkapan untuk artikel ini dan sangat informatif sekali isinya:)

      Hapus
  21. artikel yang bagus nihla :)
    pemaparan yang sangat jelas, dan menambah wawasan.
    nah, delain menghasilkan streptomisin dan S.fradiae seperti yang dijelaskan leh komentar ana diatas, ternyata bakteri ini juga menghasilkan enzim proteoliti yang dimana enzim ini dapat digunakan untuk penyamak kulit, penyamakan merupakan proses untuk mengubah kulit hewan(sapi, kambing) menjadi kulit yang lembut sehingga dapat di gunakan untuk membuat sepatu dan tas.
    bisa dilihat selngkapnya di link berikut : https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=40&cad=rja&uact=8&ved=0CGkQFjAJOB4&url=http%3A%2F%2Fksi.fp.uns.ac.id%2Fbox%2Fagroteknologi%2FSEMESTER%25203%2FTBT%2520Hortikultur%2FMateri%2520lain%2Fmikrobiologi%2520fix.docx&ei=DG52VcCSDY_i8AW_rYPwDQ&usg=AFQjCNFBdtX1-lbyPRWjSyO21ddxYY2bAg&sig2=hBq_DzhIuZmdnLBmKBcIow

    Streptomyces Griseus dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae. Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces Griseus sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol. Selain itu antibiotik streptomisin juga dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu Streptomyces Griseus. Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces Griseus ini antara lain nystatin dari S. noursei, amphotericin B dari S. nodosus, natamycin dari S. natalensis, erythromycin dari S. erythreus, neomycin dari S. fradiae, streptomycin dari S. griseus, tetrasiklin dari S. rimosus, vancomycin dari S. orientalis, rifamycin dari S. mediterranei, chloramphenicol dari S. venezuelae, puromycin dari S. alboniger dan lincomycin dari S. lincolnensis.

    sumber : http://blog.ub.ac.id/zaroh94/2013/12/20/bakteri-streptomyces-griseus-sumber-antibiotik-skala-industri/

    nuhun.. semoga bermanfaat ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Euis atas pemaparannya hehe memang benar sekali apa yang euis berikan ini . Sangat bermanfaat :)

      Hapus
  22. Artikel yang dibuat sangat menarik dan informatif sekali. Ternyata mikroorganisme yang berasal dari tanah dapat menjadi antibiotik yaa, Subhanallah...
    Izin menambahkan sedikit ya Nihlah bahwa antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol. Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces Griseus digunakan untuk membunuh kuman yang menyebabkan penyakit tuberkulosis, beserta Obat TB lain, pneumonia dan disentri. Dan juga digunakan sebagai pestisid untuk melawan perkembangan bakteria, fungus dan alga.
    Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Streptomyces
    Terima kasih^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terimakasih Evin atas informasinya , ya memang benar sekali yang dikatakan olehmu bahwa antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol ^

      Hapus
    3. Kembali kasih Nihlah dan semoga artikelnya dapat dijadikan sumber informasi bagi kita semua.

      Hapus
  23. artikel yang sangat menarik dan informatif, sudah banyak penjelasan yang mengungkapan bahwa bakteri ini penghasil antibiotik. Begitu juga dengan tambahan dari teman teman yang menyempurnakan artikel nihla, ijin menambahkan ya nil linda dapet artikel yang cukup bagus tentang antibiotik hasil Fermentasi dari bakteri ini, untuk lebih jelasnya nihla bisa baca di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=18383&val=1142. Semoga bermanfaat . Terima Kasih nihla

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Linda atas penambahan informasinya :)

      Hapus
  24. Subhanallah..artikel yang bagus Nihlah :) Dalam artikel ini dijelaskan bahwa bakteri gram positif seperti Streptomyces griseus dapat memberikan dampak positif yaitu untuk dijadikan zat antibiotik yang berperan sebagai penawar dari berbagai macam infeksi bakteri maupun penyakit lainnya.
    Izin menambahkan ya Nihlah, kita tahu bahwa pemakaian antibiotik belakangan ini sering menimbulkan dampak yang kurang baik, terutama menimbulkan ketergantungan dalam pemakiannya. Untuk itu saya akan berikan sedikit informasi tentang bagaimana cara mengatasi agar kita tida menjadi pecandu antibiotik. Bisa dibaca selengkapnya pada link dibawah ini
    http://www.indosiar.com/ragam/fatal-salah-menggunakan-antibiotik_68974.html
    Terimakasih Nihlah, semoga bermanfaat untuk kita semua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Hani , memang benar jika pemakaian antibiotik yang berlebihan akan menimbulkan efek samping , terimakasih atas informasinya jadi kita bisa berhati-hati dalam pemakaian antibiotik yang kurang baik ini :)

      Hapus
  25. Pemaparan artikel yang menarik Khairotun, mohon izin menambahkan bahwa ternyata bakteri ini juga dapat meng isolasi Kandisidin yang dapat digunakan untuk menghasilkan macam-macam antijamur. Pada penelitian Rahayu dan Maryati (2007) telah mengisolasi Streptomyces dari rizosfer tumbuhan tingkat tinggi yaitu tanaman orok-orok dan tumbuhan dari familia poaceae yaitu rumput jepang dan jukut domdoman. Hasilnya diperoleh isolat Streptomyces yang berpotensi kuat sebagai antimikrobia.

    Adapun info lebih lengkap dapat diaskes pada:
    http://www.biologyeastborneo.com/wp-content/uploads/2011/08/antifungal_1_dari-hutan.pdf

    Terima kasih Khairotun, informasi yang sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  26. setuju dengan hasil tulisan yang di tulis nihlah, sangat informatif nihlah. ternyata bakteri tanah bisa menghasilkan antibiotik juga yaa. perananya dalam industri antibiotik sangat bermanfaat. izin menambahkan peranan nya dalam industri antibiotik dapat dilihat di http://www.scribd.com/doc/169139574/Jurnal-Peranan-Bakteri-Actinomycetes-Dalam-Industri-Antibiotik#scribd terimakasih nihlah semoga bermanfaat yaaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terimakasih Mauliza , saya baru tahu tentang peranannya dalam industri antibiotik setelah membaca referensi yang kamu berikan :)

      Hapus
  27. artikel yang sangat informatif dan bermanfaat, pemaparan nila dalam artikel ini sudah cukup jelas, saya disini hanya ingin menambahkan sedikit, bahwa dengan senyawa yang dihasilkan oleh Streptomyces tersebut dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae. selengkapnya bisa nila baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Streptomyces. semoga bermanfaat, terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Fithri rizkiyah atas penambahan informasinya :)

      Hapus
  28. Penambahan untuk artikel Nihlah dari segi sejarah bakteri ini yaa :D

    Berdasarkan sumber http://blog.ub.ac.id/zaroh94/2013/12/20/bakteri-streptomyces-griseus-sumber-antibiotik-skala-industri/

    Spesies ini pertamakali ditemukan oleh waksman dan Henrici pada tahun 1984. S.griseus memiliki GC konten yang tinggi di genomnya dengan rata-rata tinggi 72,2 %. Taksonomi dari S. griseus bermula dari rumitnya sistematika mikroba yang ada pada S.griseus. S.griseus memiliki rRNA 16S, rRNA 16 ini yang digunakan untuk mengenali jenis bakteri tersebut.

    Terima kasih ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Audina , hampir sama dengan Ana :) Ya betul sekali bahwa spesies ini pertama kali ditemukan oleh waksman dan Henrici pada tahun 1984. Hanya saja saya lupa untuk memasukkannya hehe . Good job Audina :)

      Hapus
  29. Artikel yang telah dibuat oleh Nihlah sangat informatif dan menarik sekali :) saya setuju dengan paparan Nihlah dalam artikel ini, bahwa Streptomyces griseus dapat menghasilkan antibiotika, contohnya bakteri Streptomyces griseus ATCC 10137 secara alami dapat memproduksi antibiotika golongan aminoglikosida (AAG) berinti streptidin streptomisin yang memiliki daya hambat terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif.
    Sumber: download.portalgaruda.org/article.php?article=18383&val=1142

    Terima kasih Nihlah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih windy atas penambahan informasinya , bermanfaat sekali :)

      Hapus
  30. So good nila, saya juga menemukan info seperti ini bahwa Struktur sel dan metabolisme Streptomyces griseus memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal dan lipid yang merenggang sehingga menjadi penghalang terhadap permeabilitasnya. Pada dinding sel Streptomyces griseus terdapat struktur berupa penyalur antibiotik streptomisin ketika akan dikeluarkan dari dalam sel bakteri (Waksman, et all. 1948). Siklus hidup streptomyces griseus ialah dengan membentuk rantai spora yang disebut arthospore ketika kekurangan nutrisi di lingkungan bakteri tersebut tumbuh. Disamping itu cara reproduksi lain dari Streptomyces griseus ialah dengan cara membelah diri (Acker, 2008)
    Thanks nila

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya penjelasan yang kamu berikan sudah saya paparkan di atas , terimakasih Suadah atas informasinya ^^

      Hapus
  31. woww baca artikel ini jadi inget blog sebelah yang membahas mengenai penyakit TBC, ternyata bakteri ini bisa melawan bakteri yang menyebabkan TBC ya subhannallah sangat luar biasa :D (ada penyakit ada obatnya :D)... dan baca artikel ini inget paparan Bu Meiry tadi siang :D, bahwa bakteri ini memberikan bau yang khas terhadap tanah :D
    menurut sumber yang saya baca, ternyata bakteri ini juga mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri candida yang menyebabkan penyakit pada manusia :D
    http://www.biologyeastborneo.com/wp-content/uploads/2011/08/antifungal_1_dari-hutan.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Kak Anggit , hehe ya benar sekali apa yang dikatakan bu Meiry tadi siang :D, bahwa bakteri ini pun memberikan bau yang khas terhadap tanah . Atas penambahannya teriaka kasih ya Kak sangat informatif sekali isinya dan menambah wawasan baru lagi bagi saya :)

      Hapus
  32. terima kasih teteh nilaaa :) waah ternyata berhubungan ya dengan artikel yang zakiyah tulis mengenai antituberkulosis :). di jurnal http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1413867012001341 juga dituliskan bahwa S. griseus ini selain menghasilkan antibiotik dihasilkan juga antivirus, anti jamur, anti hipertensi, dan anti tumor :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali Neng Zakiyah atas penambahan informasinya , sangat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan saya yang baru lagi mengenai bakteri S. griseus ini ^^

      Hapus
  33. Artikel yang sangat menarik..Nilaa.._^,,alhamdulillah saya juga mendapatkan ilmu lagi..dengan bakteri Streptomyces griseus sebagai antibiotik yang dipakai dibidang pertanian menambahkan sedkit kalau ternyata antibitik dibidang pangan industri besar juga memakai bakteri ini..

    Terima Kasih..:-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Komputer Kedua